KESEDERHANAAN PEMIMPIN

Diposting oleh KARIEM COLLECTIONS Kamis, 15 Oktober 2009

Oleh : Kang Dirman (Tokoh Sukabumi)

Salah satu kabupaten yang mendapat predikat “miskin” di propinsi Jawa Barat adalah kabupaten Sukabumi. Sebagai kabupaten yang dinilai miskin, tentu banyak keterbatasan anggaran yang disusun dalam APBD. Dengan Pendapatan Asli Daerah yang minim, adalah wajar pula jika banyak program pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.

Tetapi, anehnya “kemiskinan” kabupaten Sukabumi nyaris tidak nampak pada jajaran birokrasinya. Lihat saja mobil-mobil para pejabat pemerintah kabupaten yang terparkir saat jam kerja. Mobil dinas untuk eselon dua dan tiga relatif tidak ada yang lebih dari lima tahun. Bahkan konon kabarnya mobil pribadi pejabat kabupaten banyak yang tergolong mobil mewah. Ini sangat berbeda dengan instansi vertikal seperti TNI atau polisi. Mobil dinas yang kadang telah berumur lebih dari 10 tahun seringkali terlihat masih saja digunakan untuk operasional.

Memberikan fasilitas kerja untuk para pejabat memang perlu. Tetapi, memanjakan mereka dengan berbagai fasilitas yang serba wah dan selalu baru adalah tindakan yang berlebihan. Jelas, ini adalah sangat menyakiti hati rakyat kecil. Memahami dan membuat kebijakan untuk mengatasi kemiskinan yang diderita rakyat diatas mobil mewah adalah tindakan yang merobek-robek harga diri rakyat.

Secara nalar, bagaimana mungkin seorang pemimpin bisa merumuskan kebijakan mengatasi kemiskinan bila ia tidak merasakan bagaimana rasanya miskin. Bagaimana mungkin seorang pemimpin memahami penderitaan rakyat miskin jika ia mengelola negara dalam bergelimpangan kemewahan.

Melihat dan memperhatikan gaya hidup para pejabat tinggi dalam jajaran pemerintahan daerah, rasanya tidak keliru bila tumbuh kesan bahwa kemiskinan rakyat hanyalah sebuah “komoditas” dalam penyusunan program pembangunan. Sebuah “komoditas” yang diperdagangkan kepada pemerintah pusat agar lebih banyak lagi dana APBN mengucur kedaerah.

Sejujurnya harus penulis katakan bahwa apa yang dikemukakan diatas adalah kebenaran yang masih sangat diragukan. Tetapi, harus penulis katakan bahwa dalam berbagai silaturahmi ke berbagai pelosok penulis menangkap kerinduan publik akan hadirnya sosok pemimpin yang menjadi teladan dalam kesederhanaan. Sosok pemimpin yang memahami penderitaan rakyat kecil dengan cara bersahabat dengan mereka. Sosok pemimpin seperti yang diteladankan oleh khalifah Umar bin khattab.

Pernahkah pemimpin kita memahami penderitaan rakyat dengan cara berkomunikasi langsung dengan mereka sambil menanggalkan atribut kepejabatannya sejenak? Tentu tidak ada, karena mereka bukan pengagum khalifah Umar bin khattab.

0 Responses to KESEDERHANAAN PEMIMPIN

Posting Komentar

KATEGORI

zwani.com myspace graphic comments

CONTENT LIST