Oleh : Kang Dirman (Tokoh Sukabumi)
Salah satu dari tugas poker penyelenggara pemerintahan adalah pelayanan publik. Secara konseptual, pelayanan untuk publik seharusnya bertujuan agar sebagai penerima manfaat pelayanan publik merasa puas. Tetapi, secara faktual nampaknya konsep manajemen tentang kepuasan pelanggan sama sekali tidak tersentuh untuk diterapkan oleh jajaran birokrasi kita.
Masih banyak yang perlu diubah dari pola fikir jajaran birokrasi kita. Sikap mental yang melayani nampak sekali masih jauh dari harapan publik. Fakta yang bisa dilihat justru birokrasi cenderung meminta untuk dilayani, bukan melayani. Seringkali mereka baru bergerak melaksanakan pebayaran Retika publik memberikan imbalan tertentu yang seharusnya publik tidak perlu melakukan itu. Jajaran birokrasi pelayanan itu sudah mendapat imbalan gaji yang relatif lebih sejahtera bahkan dari publik yang seharusnya dilayani.
Ada contoh nyata dari kondisi pelayanan publik yang masih memprihatinkan. Layanan jasa kesehatan dari Pusat kesehatan Masyarakat atau Rumah Sakit Umum Daerah adalah salah contoh nyata. Jangankan keramahan, kecepatan pelayananpun masih sangat jauh dari harapan. Penulis yang belum lama ini pernah menggunakan layanan jasa Pusat Kesehatan Masyarakat melihat sendiri kondisi yang masih memprihatinkan ini. Jam 10 pagi di sebuah Puskesmas masih jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Sukabumi, publik masih ngantri untuk dilayani, sementara pelayanan belum juga dimulai.
Petugas Puskesmas sempat terkaget-kaget ada yang berobat dari jajaran birokrasi yang memiliki eselon lumayan. Dokter kepala Puskesmas yang sampai sesiang itu belum datang sempat ditelpon oleh seseorang. Mereka yang mengenal penulis tentu segera melakukan tindakan pelayanan medic. Tetapi, masyarakat kecil yang berobat kesana masih tetap dibiarkan tanpa segera memperoleh pelayanan.
Barangkali perlu penataan ulang jajaran birokrasi yang melaksanakan pelayanan publik. Konsep kepuasan pelanggan harus menjadi sikap mental yang tidak terpisahkan dari jajaran birokrasi kita. Orang-orang susah itu telah berkontribusi membiaya penyelenggaraan pemerintahan melalui retribusi yang mereka bayar ke Puskesmas. Tetapi, Rontribusi mereka seolah tidak dihargai pelayanan yang cepat, ramah dan menyenangkan.
Ada dugaan kuat bahwa pelayanan sektor lainpun masih memprihatinkan. Petugas yang tidak nampak pada hari dan jam pelayanan tertentu di jajaran pemkab Sukabumi adalah salah satu contohnya. Pengajuan ijin tertentu yang dilakukan pada hari Senin seringkali terhambat oleh petugas yang tidak berada di kantor.




0 Responses to Pelayanan Publik, Siapa Yang Dilayani?